Asal muasal kehidupan merupakan misteri yang selalu menantang ilmuwan. Teori anyar menyatakan bahwa kehidupan dimulai dari ruang angkasa, bukan dari bumi. Bahkan dikatakan bahwa jantung komet adalah sumber hidup kita.
Aneh? Setidaknya itu menurut pakar astrobiologi Chandra Wickramasinghe dari Cardiff University, Inggris. Bersama timnya, ia melakukan kalkulasi yang memperlihatkan bahwa satu triliun triliun kali dipastikan hidup berasal dari komet yang pekat, bukan dari bumi.
“Komet-komet dan kolam tanah berair hangat melatari terjadinya transformasi molekul organik menjadi struktur kehidupan dalam komet,” jelas Wickramasinghe seperti yang dikutip AP belum lama ini. “Transformasi itu terjadi pada suatu galaksi di luar sana, bukan di bumi.”
Temuan ini secara detail dipublikasikan di International Journal of Astrobiology. Sumber kehidupan itu dibawa oleh komet yang jaruh ke bumi, sehingga munculah kehidupan seperti saat ini. Tapi ide tersebut dibantah oleh banyak ilmuwan lain sebab kurang didukung dengan bukti cukup.
Spekulasi
“Bagi saya kesimpulan itu didasari oleh spekulasi-spekulasi saja, tak ada yang didasarkan bukti. Teori itu mengawang-ngawang, tidak membumi dengan fakta-fakta ilmiah,” komentar David Morrison, ilmuwan senior Ames Research Center in Moffett Field, California di bawah naungan NASA.
Ide yang dikemukakan Wickramasinghe dan timnya ini didasari dengan asumsi bahwa komet penuh dengan partikel tanah yang mampu menahan air dalam cairan ion. Dibantah oleh Morrison bahwa saat komet banyak berjatuhan ke bumi, bumi hanya mengandung sedikit tanah liat, adalah asumsi belaka.
Teori kehidupan berasal dari komet juga disangsikan oleh pakar biokimia asal Rutgers University, Paul Falkowski. Bersama timnya, Falkowski pernah melakukan studi yang membuktikan bahwa sangat sulit sumber kehidupan bisa bertahan tanpa perlindungan di angkasa luar sana. Studinya yang dipublikasikan 6 Agustus silam di Proceedings of the National Academy of Sciences, memperlihatkan bahwa DNA mikrobial yang merupakan sumbe rkjehidupan tidak bisa bertahan lebih dari 1,1 juta tahun. Falkowski sempat menemukan DNA mikrobial dalam kondisi rusak di Antartika yang diprediksi berusia 8 juta tahun.
Setelah lebih dari 1,1 juta tahun, maka DNA tidak mungkin bisa berkembang menjadi kehidupan. Dengan perjalanan sinar kosmik di anngasa, sulit dipastkkan bahwa DNA atau molekul organik lain bisa bertahan hidup. Terlebih lagi level radiasi di luar sana lebih tinggi dibanding bumi.
sumber: netsains.com : Saiful Anwar